Cara Mengobati Diare Anak, Jangan Buru-buru ke Dokter

Yuk kita bahas cara mengobati diare pada bayi dan penyebabnya. Anak kecil terutama balita memang rentan terkena diare.  Kalau anak sedang sakit pasti sedih rasanya, tak terkecuali saat diare. Para orang tua pasti bersedia menggantikan sakit yang di derita buah hati, seandainya bisa. Betul ga ayah? Bunda?
Diare pada anak, terutama pada bayi dapat menyebabkan kematian bila tidak diatasi dengan segera. Saat diare, anak kehilangan air dan cairan tubuh (elektrolit) yang mengakibatkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang bahaya karena dapat berujung kematian.

Sebelum lanjut ke cara mengatasi diare pada anak, ada baiknya kita cari tahu penyebabnya. Penyebab diare pada anak biasanya disebabkan oleh :

1. Keracunan makanan
2. Infeksi bakteri atau virus
3. Terlalu banyak minum jus buah
4. Reaksi alergi terhadap makanan tertentu.
5. Parasit
6. Infeksi telinga
7. Obat-obatan
8. Dan lain-lain.

Pada artikel kali ini lebih berfokus pada cara mengatasi diare pada anak yang disebabkan oleh virus (rotovirus, adenovirus, dll). Anak bayi memiliki kebiasaan memasukkan jari atau tangannya ke dalam mulut. Bila jarinya kotor dan terdapat bakteri atau virus tentu saja dapat menyebabkan diare. 

Bila penyebab diare adalah virus, dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 5-7 hari. Bila penyebab diare karena bakteri, diperlukan antibiotik untuk mengatasinya.

Lakukan langkah berikut sebagai pertolongan awal untuk mengatasi diare pada anak atau bayi :

1. Bila anak sudah mengkonsumsi makanan padat, hindari makanan yang berlemak, berminyak, jus buah, makanan manis, susu sapi, keju, makanan dengan tekstur keras.

2. Berikan minum yang banyak agar tidak dehidrasi, bila masih minum ASI berikan ASI sebanyak mungkin. Bila perlu berikan oralit.

3. Jangan berikan obat diare untuk orang dewasa pada anak, terutama bayi. Meskipun dosisnya dikurangi. Dokterpun tidak merekomendasikan pemberian obat diare orang dewasa.

4. Berikan suplemen Zinc. Ini untuk mempercepat  proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan usus. Misal : Zinkid atau L Zinc sesuai dosis yang tertera di kemasan.

5. Berikan probiotik, misal Lacto-B atau Bio-L.

6. Hindari pemakaian popok sekali pakai, karena akan menambah masalah baru : ruam popok.

7. Pastikan mencuci tangan dengan sabun setelah membersihkan pup (kotoran) anak untuk mencegah penularan.

Bila dalam waktu 1 minggu kondisi anak belum membaik, segera hubungi dokter. Apalagi jika anak terlihat semakin lemas. 

Apa itu Sebum? Efek Positif dan Negatif serta Kaitannya dengan Jerawat

Kalau kamu suka membaca artikel tentang jerawat pasti gak asing lagi dong dengan istilah sebum. Pernahkah bertanya-tanya dalam hati kecilmu : Apa itu Sebum? 

Sebum ini sering dicatut namanya dan dijadikan terdakwa atas kasus munculnya jerawat. Sebum yang menyumbat pori-pori kulit bersama dengan bakteri bisa menjadi penyebab jerawat muncul tanpa undangan (memang gak sopan ya yang namanya jerawat ini, datang tanpa diundang, diusir susahnya minta ampun haishh.. :s).

Jadi sebetulnya apa sih sebum itu?
Sebum adalah substansi (zat) yang dihasilkan oleh sebaceous gland (kelenjar minyak). Kelenjar minyak ini letaknya persis dibawah permukaan kulit kita guys and girls menempel pada folikel rambut. Coba lihat gambar penampakan berikut ini agar lebih jelas :


Fungsi Sebum : Memangnya ada? Ada lah..
Sebum bertekstur seperti minyak atau lilin yang fungsinya untuk melapisi permukaan kulit serta rambut agar tetap lembab dan terhidrasi dengan baik, tanpa adanya lapisan lilin ini dapat dipastikan kulit akan menjadi kering kerontang, pecah-pecah dan mudah iritasi. Kalau sudah iritasi biasanya akan timbul rasa perih dan gatal kemerahan. Bisa dibayangkan kan? Jika kulit kita di ibaratkan seperti mesin motor Valentino Rossi, maka sebum adalah pelumasnya.

Selain mencegah kulit kering, fungsi atau manfaat sebum lainnya yaitu melindungi kulit kita dari debu dan kotoran dengan cara membentuk suatu lapisan atau mantel. Dalam jumlah normal,lapisan ini bahkan mampu mencegah infeksi bakteri dan kuman. Ternyata sebum punya manfaat yang positif ya untuk kulit kita.

Masalah yang ditimbulkan oleh Sebum
Yang menjadi masalah adalah ketika sebum yang dihasilkan oleh kelenjar minyak tersebut jumlahnya terlalu banyak. Banyak sekali sampai wajah serasa menjadi kilang minyak pertamina. Sesuatu yang berlebihan biasanya memang berdampak kurang baik. Betul gak? Coba tanya pada Upin dan Ipin..

Sebum berlebihan yang melapisi kulit akan membuat kulit tampak berminyak, terutama terlihat pada bagian wajah yang disebut T-Zone (zona T) meliputi bagian dahi, hidung dan dagu. Hal ini disebabkan karena kelenjar minyak paling banyak ditemukan pada daerah-daerah T-Zone tersebut. Sebum berlebihan apabila bercampur dengan sel-sel kulit mati yang menumpuk serta debu dapat menyumbat pori-pori.


Gambar T-Zone / Zona T


Pori-pori yang tersumbat ini menyebabkan sirkulasi oksigen ke wajah menjadi terganggu, kondisi ini mendukung berkembang biaknya bakteri penyebab jerawat (P. acnes). Bakteri menyukai lingkungan yang minim akan oksigen. Terlebih sebum sendiri merupakan sumber makanan yang lezat bagi bakteri ini. Lingkungan hidup mendukung, sumber makanan tersedia. Apa mau dikata lagi, para bakteri tersebut pasti akan merasa berterima kasih yang sebesar-besarnya.

Nah begitulah hubungan antara sebum dan jerawat, memang tak seindah hubungan antara dua insan yang sedang dimabuk cinta (halah..:p).
Intinya : akumulasi sebum yang berlebihan pada kulit merupakan kondisi yang ideal untuk perkembangbiakkan bakteri penyebab jerawat. Jadi berasa seperti peternakan bakteri ya. Mending kalau bisa dijual, lah ini malah bikin dompet kering buat ngobatin jerawat. *arghhh gigit dompet*

Semoga dengan artikel yang sederhana ini mampu memberi sedikit pencerahan dan sudah tidak bingung lagi tentang apa itu sebum dan kaitannya dengan jerawat ya.

Kemudian faktor-faktor apa saja yang membuat produksi sebum di wajah berlebihan? Diantaranya : stress, makanan, hormon, genetik dan faktor lingkungan. Kita bahas di postingan selanjutnya ya. See you.

Apakah Minum Susu Sebabkan Jerawat ? Mitos atau Fakta ?

"Jangan minum susu, nanti jerawatan loh"!
mungkin kita pernah dengar larangan minum susu tersebut dari orang tua, kerabat atau teman ya. Susu dianggap sesuatu yang wajib dihindari kalau tak ingin muncul jerawat pada wajah, tapi benarkah mitos susu yang dianggap super sehat dan penuh nutrisi ini malah justru menyebabkan jerawat? Susu yang saya maksud disini adalah susu sapi, bukan susu kuda liar atau susu-susu yang lain ya :)


Hampir semua produk susu di pasaran berasal dari sapi yang sedang hamil (Ya iya.. kalau ga hamil gimana bisa keluar air susunya). Susu dari sapi yang sedang hamil tersebut mengandung suatu hormon yang memicu kelenjar minyak di kulit memproduksi sebum lebih banyak. Lebih banyak sebum artinya resiko muncul jerawat makin besar.

Baca juga : Apa itu Sebum dan Hubungannya dengan Jerawat?

IGF-1 (Insulin Growth Factor-1) adalah hormon lainnya yang ditemukan pada susu sapi. IGF-1 merupakan hormon pertumbuhan yang sangat kuat, tak heran anak sapi yang baru lahir dapat tumbuh besar dengan cepat. Namun bagi orang dengan wajah berjerawat, hormon ini menimbulkan 2 masalah besar yang bikin resah dan galau :
1. Meningkatkan produksi sebum pada kulit
2. Memicu pertumbuhan sel-sel kulit. Semakin cepat sel kulit tumbuh, semakin cepat pula sel tersebut mati. Sel-sel kulit mati akan menyumbat pori-pori dan dapat menimbulkan jerawat.

Kebanyakan sapi yang diambil air susunya berasal dari lingkungan peternakan yang kurang steril dan sangat berpotensi terinfeksi virus maupun bakteri, serta pestisida dan zat kimia lainnya. Virus, bakteri dan zat kimia ini beresiko masuk ke dalam air susu sapi. Pasteurisasi tidak menjamin susu tersebut bebas bakteri.

Bila kita minum susu sapi yang mengandung bakteri dan zat kimia lainnya, maka sistem kekebalan tubuh kita otomatis akan berusaha membersihkannya. Inflamasi atau peradangan adalah salah satu reaksi sistem kekebalan tubuh merespon zat asing yang masuk ke tubuh. Inflamasi ini akan membuat pori-pori kulit yang tersumbat menjadi besar, merah dan terasa nyeri. Alergi juga merupakan reaksi inflamasi, jadi sesuatu yang membuat alergi juga bisa menyebabkan jerawat.

Jadi bila jerawat kamu tak kunjung sembuh walaupun sudah pakai obat ini itu, mungkin mengurangi konsumsi susu dan produk turunannya bisa dicoba. Berdasarkan review orang-orang yang melakukan diet produk susu, menunjukan hasil yang bagus. Review bisa dilihat di website : acne.org. Ratingnya 4,2/5 dari 60 lebih orang yang sudah mencoba.



Obat Salep untuk Mengatasi Ruam Popok

Ruam popok pada bayi ditandai dengan iritasi kemerahan (bisa berupa bintik merah) pada bagian kulit yang tertutup popok, meliputi bagian pantat, dubur bahkan daerah kemaluan. Terkadang juga sampai perut bagian bawah dan pinggang. Hal ini tentu sangat mengganggu kenyamanan bayi sehingga menjadi rewel dan merasa gatal kesakitan saat buang air kecil maupun buang air besar (BAB). Bunda juga pasti merasa stress dan bingung bagaimana cara mengobati ruam popok ini.

Salah satu penyebab ruam popok adalah tingginya frekuensi buang air kecil dan buang air besar pada bayi. Apalagi saat mengalami diare. Seperti yang dialami anak saya beberapa waktu lalu. Dalam satu hari, bisa 8-10 kali pup (BAB) dengan tekstur yang encer. Padahal kita tahu pada air pipis dan kotoran bayi mengandung banyak kuman, bakteri dan jamur. Bila tidak dibilas dengan bersih akan menimbulkan iritasi dan ruam popok.

Oleh dokter anak waktu itu diberi salep yang harus dioles kebagian yang iritasi sebanyak 3 kali dalam sehari. Merk salep untuk ruam popok tersebut adalah Myco-Z. Berikut penampakannya :
Tiga kali pemakaian sudah menunjukan efek yang bagus, kemerahan di pantat mulai berkurang. Untuk harga, tergolong cukup mahal sih hehe.. satu tube ukuran 10 gr seharga 70.000. Tapi yang penting ruam popok anak saya sembuh. Toh sisa salepnya bisa disimpan dan dipakai lagi sewaktu iritasi datang lagi. Karena bayi memang rentan mengalami ruam popok mengingat kulitnya yang masih halus dan sensitif.

Tips saat anak mengalami ruam popok :

1. Hentikan pemakaian popok sekali pakai karena akan semakin memperburuk keadaan.


2. Saat anak selesai buang air kecil atau BAB, cukup bilas dengan air bersih. Jangan digosok dengan tisu basah atau kapas. Makin sering tergesek, kulit bayi akan makin iritasi. Bila terpaksa menggunakan kapas, basahi kapas secukupnya lalu usap dengan halus ke kulit bayi. Keringkan dengan handuk.

3. Pakaikan celana bayi atau popok kain yang nyaman dan tidak panas supaya tidak berkeringat. Keringat bisa memperparah iritasi. Kalau perlu bila cuaca panas, biarkan bayi beberapa saat tanpa celana (kurang lebih 10 menit).

4. Oleskan salep untuk ruam popok, misal Myco-Z.

Semoga membantu :)